Rabu, 01 April 2009

PERTANYAKAN KEMBALI VISI, MISI MEREKA

PERTANYAKAN KEMBALI VISI, MISI MEREKA

Dinamika perjalanan perpolitikan di Indonesia seakan takkan pernah padam oleh zaman. Trend adu retorika dengan menjanjikan akan kesejahteraan menjadi manuver-manuver canggih ketika penyampaian di sebuah kampanye. Kesemua itu akan terasa indah apabila didasarkan dengan etika dan moral politik yang benar. Karna bangsa ini dari dulunya terkenal dengan bangsa yang beretika dan bangsa yg bermoral yaitu bangsa yg mengedepankan kasih sayang antar sesama, gotong royong, dan tenggang rasa di dalam pergaulan sehari-hari . Sedih terasa ketika melihat fenomena hari ini yang mana menjelang detik-detik pesta demokrasi terhitung tinggal beberapa hari lagi ini, sangat banyak pelanggaran-pelanggaran yg dilakukan oleh para putra bangsa yg mengaku berintelek, amanah, jujur, bersih, dan tanggung jawab akan tetapi pada faktanya tidak sedemikian benar dibandingkan dengan kalimat-kalimat bijak serta santun yang terpampang di spanduk2 yg memenuhi seantero negeri ini. Pelanggaran itu antara lain ; Pertama, adanya pelibatan anak di bawah umur (bocah ingusan,red) yg diikutsertakan berkampanye caleg partai dan bahkan menduduki garis terdepan ketika berkampanye. Kedua, adanya penggunaan kendaraan dinas untuk berkampanye yg sangat-sangat tidak fer dan tentunya tidak mencerminkan kedisiplinan di dalam berkampanye. Ketiga, adanya penggunaan hiburan tarian erotis di dalam berkampanye. Untuk yang satu ini sangatlah fatal menurut penulis, karna pelanggaran yang ketiga ini memang tidak ada secara tersurat di dalam roule of the game berkampanye, akan tetapi ada secara tersirat karna semua ini menyangkut etika, moral, dan martabat bangsa. Karna penggunaan hiburan tarian erotis tersebut tidak mencerminkan putra bangsa yg berintelektualitas (Insan Kamil,red) dan justru mencerminkan rendahnya intelektualitas (bukan terpelajar, red) karna lebih mengedepankan hawa nafsu yang tentunya dapat dikatakan tidak bermoral. Akan seperti apa pemimpin-pemimpin bangsa ini di kemudian harinya, yang pada hari ini saja sudah jelas kepribadian-kepribadian asli mereka yg tidak mencerminkan seorang pemimpin yg amanah, jujur,bersih dan bertanggung jawab yg kesemuanya itu bertolak belakang 3600 dengan slogan-slogan pembenaran yg tertulis di spanduk-spanduk seantero negeri ini. Mau dibawak kemana bangsa ini kalau calon pemimpin-pemimpin nya seperti kategori yang tertulis di atas tadi ? Yang menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin dengan mengesampingkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin yang semuanya itu merupakan cerminan bangsa Indonesia dari sejak dulu kala. Cita-cita menjadikan Negara Indonesia menjadi Negara yg kuat, maju, dan terkenal hingga ke pelosok dunia hanya akan omong kosong belaka apabila etika dan moral dikesampingkan. Yang mana etika dan moral merupakan ciri khas bangsa Indonesia dari sejak dulu kala. Masyarakat harus cerdas melihat fenomena kekinian di negeri tercinta pada hari ini. Pertanyakan kembali Visi dan Misi baik kendaraan politik dan pribadi mereka. Karna terasa omong kosong belaka secara fakta di lapangan bahwasanya Visi dan Misi yang di gemborkan baik secara tertulis maupun lisan yang melalui kampanye bertolak belakang dengan apa yg terlihat. Di penghujung kata, penulis berharap agar masyarakat untuk lebih jeli didalam memepercayakan hak pilih nya kepada para pemburu suara yg akan menjadikan mereka dapat duduk di kursi hangat negeri ini.

1 komentar:

think big! mengatakan...

Pemilu legislatif baru saja berlalu, dan ak yakin bkn hny ak yg merasa kebingungan soal caleg mana yg hendak ku pilih dlm pemilu kmrn. Kendati tiap-tiap dari caleg tsb saling berlomba memajang foto-foto terbaik mereka dan memproklamirkan bahwa merekalah yang terbaik dari yang baik dgn berjuta slogan, janji-janji manis, dan narsisme mereka, nampaknya tak membuat ak maupun mgkn masyarakat lainnya mampu menghapuskan kebimbangan kami. Bermodal spanduk, baleho atau apapun macamnya, tak membuat kami mampu mengenali siapa diri mereka serta apa visi misi mereka sebenarnya dalam kancah pertarungan pada pesta demokrasi kemarin. Alhasil ak hny memilih tokoh-tokoh yg memang telah lama kukenal dan tlh terbukti integritasnya dalam wahana kenegaraan selama ini. Tentu saja ak tdk mau memilih kucing dlm karung, dan ku yakin masyarakat pun akan berpikir seperti itu apalagi saat ini sedang trend semua kalangan ingin mjd anggota legislatif baik di tingkat daerah maupun nasional, sampai-sampai banyak artis yang beralih ingin menjadi aktifis. Sekedar info saja, sebuah fakta yang terjadi di tempat tinggalku sendiri, ada beberapa orang warga di sana yang sebenarnya dalam kesehariannya sangat jauh dari perilaku pengabdian masyarakat maupun jiwa sosial, bahkan ada dari mereka yang sehari-harinya berprofesi sebagai pengangguran.Eh ketika banyak orang sibuk mencalonkan diri mjd caleg daerah, merekapun ikut mendaftarkan diri dan lucunya memproklamirkan diri mereka sebagai orang yg nantinya mampu membawa aspirasi masyarakat! Padahal ajang mjd caleg mereka jadikan sbg ajang utk pencarian materi maupun ketenaran. Sungguh aneh bukan....