Sabtu, 06 September 2008

JIWA YANG SEPI


JIWA YANG SEPI

Jiwa sepi ntah kenapa bisa seperti itu, semua seperti telah hilang . Mencoba memaksa untuk mengeluarkan isi hati dengan menulis serta merangkai kata akan tetapi tetap juga tidak dapat merubah keadaan jiwa yang sepi. Melihat matahari di pagi hari dan menengok bulan di malam hari tetap juga tak dapat menghibur jiwa yang sepi. Tertampar oleh larut kesunyian, seperti malas untuk melangkah ke setiap anak tangga yang berada di depan pelupuk mata. Jiwa yang sepi kenapa engkau hampiriku ? Kenapa engkau renggut keceriaanku ? Dan kenapa tidak sekalian engkau ambil raga ini ? Jiwa dan Raga merupakan satu padu yang tidak dapat terpisah sampai kapanpun kecuali pencuri ulung yang telah terlatih dan tersertifikasi oleh alam di balik gunung kidul sana.

Jiwa yang sepi takkan ada obat penawarnya kecuali kebahagiaan yang lepas tak terikat kepentingan. Melongok kembali ke belakang akan lahirnya tujuan hidup yang membahagiakan dan sekaligus merilekskan sejenak otak kotor dipikiran yang nampak banyak akan virus yang terus berkembang biak. Musim semi telah berganti dengan musim hujan dan hasilnya tetap juga jiwa yang sepi tak terobati. Terus kepiluan yang didapat oleh karna kemajemukan keadaan yang telah melampaui batas.

BERGERAK UNTUK BERFIKIR

Muhammad Iqbal El Mubarak

Tidak ada komentar: