Rabu, 01 April 2009

EFORIA FEVER YANG TAK KUNJUNG SEMBUH

(oleh : Muhammad Iqbal EL Mubarak)

Sejarah mencatat bahwasanya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI,red) ikut andil di dalam penumpasan G30S/PKI di bumi nusantara tercinta ini. Pun sejarah mencatat HMI merupakan organisasi mahasiswa islam kali pertama di republik ini yang diikrarkan pada 5 Februari 1947 M (14 Rabbiul Awal 1366 H) oleh seorang mahasiswa bernama Lafran Pane yang ketika itu berstatuskan mahasiswa di Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII,red)di Yogyakarta. Seiring bertambahnya waktu HMI terus mengalami fluktuasi didalam perjuangannya. Apakah HMI terus mengalami kemajuan ? kemunduran ? dan atau bahkan status quo ? alias hidup segan matipun tak mau, tentunya dapat dirasakan sendiri oleh para kader yang apabila mempunyai sense of crisis yang tinggi.

44 Indikator Kemunduran HMI buah karya Prof.DR.H.Agus Salim Sitompul merupakan research ilmiah yang seharusnya dapat diambil benang merah nya oleh para kader HMI dimasing-masing basisnya berada. Tapi sayangnya buah karya tersebut hanya menjadi pelengkap referensi buku HMI oleh para kader yang setelah dibaca kembali menjadi pajangan untuk memenuhi rak-rak buku perpustakaan HMI yang tidak dapat diambil makna tersiratnya oleh pembaca yang mengaku kader HMI. Quo Vadis HMI di abad 21 ini ? Apakah HMI hanya menjadi pelengkap sekaligus peramai Organisasi Kepemudaan (OKP) di negeri ini ? Kemanakah lokomotor perubahan itu ? Apakah tidak pernah lahir kembai Lafran Pane-Lafran Pane junior ? Salah siapakah semua ini ? Apakah salah para senior HMI yang salah mengkader ? Dan ataukah salah kurikulum perkaderan yang metodenya sudah dianggap kuno (sahut Caknur,red) ?

Di usia HMI yang kian bertambah menjadi 62 tahun pada tanggal 05 Februari 2009 kemarin (separoh abad,red), sudah dirasa sangat matang bagi organisasi seperti HMI untuk dapat berintropeksi secara massif guna memikirkan permasalahan umat yang kian mengalami kemorosotan baik dalam keagamaaan maupun kebangsaan. Semboyan Yakin Usaha Sampai dirasa hanya menjadi wacana dongeng saja karna pada faktanya kader HMI tidak pernah Yakin dan mau Berusaha dalam setiap hal sehingga HMI seperti pujangga muda yang terlena oleh dongeng modernitas yang kemudian melahirkan generasi instant yang konsumtif dan tidak produktif. “Allah SWT Tidak Akan Merubah Nasib Suatu Kaum Kecuali Kaum Itu Sendiri Yang Merubahnya”(Q.S 13:11), sangat jelas makna tersiratnya di surat ini, bahwasanya Allah Swt tidak akan mengintervensi manusia didalam hal apapun dan hanya manusia yang berusaha sajalah yang akan mendapatkan hasil atas usaha yang dilakukannya dengan penuh keyakinan.

Cadre is a small group of people who are specially chosen and trained for a particular purpose” (AS Hornby). Kader HMI adalah anggota HMI yang telah melalui proses perkaderan, memiliki integritas yang utuh: beriman, berilmu, dan beramal saleh sehingga siap mengemban tugas kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terciptanya Manusia Paripurna yaitu manusia yang fathonah, amal, sidiq, dan tabliq (Insan Kamil,red) merupakan tujuan HMI yang sebenarnya. Tapi kenapa seiring bertambahnya waktu, HMI malah terus mengalami kemunduran-kemunduran yang diperparah lagi dengan apologi-apologi kadernya bahwa mereka tidak termasuk kedalam penyebab mundurnya HMI.

Tidak ada alasan klise lagi bagi kita yang mengaku kader HMI untuk menyalahkan keadaan dengan kondisi kekinian. Karna apa ? Karna kondisi kekinian telah ikut beradaptasi dengan lingkungannya sehingga kita yang mengaku kader HMI untuk dapat juga mengikuti perkembangan zaman. Selain teknologi yang semakin tinggi, trend era spiritual (god spot) sekarang juga sudah memasuki ranah kemodernan dan globalisasi ini. Menjadi sangat jelas bahwasanya kader HMI harus berubah dan dapat berdiri tegak di tengah-tengah segala permasalahan keumatan dan kebangsaan yang melanda negeri tercinta ini.

Janganlah menjadi kader yang NATO (No Action Talk Only), tapi jadilah kader yang dapat berbuat untuk umat dan bangsa ini. Cukupkan sudah Eforia Fever untuk berhenti dan terhapus di usia ke-62 tahun ini, karna Eforia Fever itu hanya semu dan menjadi boomerang diri sendiri didalam menjalankan amanah yang kelak nanti akan dipertanggung jawabkan di pengadilan mahsyar.

Carikan segera treatment nya dengan pengaktifan kembali budidaya membaca/membedah isi buku, dan diskusi-diskusi ilmiah kontemporer. Eforia Fever menjadikan kita terjerembab di lubang eklusivisme yaitu pemahaman-pemahaman yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh karna didapatkan melalui pemahaman yang salah dan terkesan doktrin peradaban.

Di penghujung harapan, penulis berharap kepada Tuhan YME, mudah-mudahan para kader HMI tidak menjadi sampah rakyat yang selain tidak berguna juga malah menjadi penghancur moral bangsa. Junjunglah nilai-nilai dasar perjuangan (NDP) HMI sesuai garis orbitnya, niscaya kemorosatan yang saat ini HMI sedang alami akan menjadi gelombang perubahan yang diinginkan yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan terwujudnya masyarkat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

  1. Adalah kejahatanjika kita mampu menghabiskan dana berjuta2 u kepanitiaan, tetapi membiarkan sebagian teman2 kita kesulitan akademis gara2pendanaan.
  2. Adalah apatisjika kita mau menolong rekan kita yang kesulitan, tetapi tutup mata terhadap kondisi di masyarakat
  3. Adalah omong kosongjika kita mampu mengguncang pagar istana, MPR/DPR, tetapi meninggalkan profesionalitas dalam amal, kesantunan berbirokrasi, transparansi keuangan dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan

Karena pergerakan mahasiswa

menuntut integralitasdan kesempurnaan


Muhammad Iqbal El Mubarak

BERGERAK UNTUK BERFIKIR



[4] Prof.Dr.H.Agussalim Sitompul, SEJARAH PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (1947-1975), (Jakarta: CV Misaka Galiza,2008)

2 Prof.Dr.H.Agussalim Sitompul, 44 INDKATOR KEMUNDURAN HMI: Suatu Kritik dan Koreksi Untuk Kebangkitan Kembali HMI, (Jakarta: CV Misaka Galiza,2005)

3 Syafinuddin Al Mandari, DEMI CITA-CITA HMI, (Jakarta: PT.Karya Multi Sarana,2003)

4 Q.S

5 Nurcholish Madjid, ISLAM KEMODERNAN DAN KEINDONESIAAN, (Bandung, PT Mizan Pustaka,2008)

PERTANYAKAN KEMBALI VISI, MISI MEREKA

PERTANYAKAN KEMBALI VISI, MISI MEREKA

Dinamika perjalanan perpolitikan di Indonesia seakan takkan pernah padam oleh zaman. Trend adu retorika dengan menjanjikan akan kesejahteraan menjadi manuver-manuver canggih ketika penyampaian di sebuah kampanye. Kesemua itu akan terasa indah apabila didasarkan dengan etika dan moral politik yang benar. Karna bangsa ini dari dulunya terkenal dengan bangsa yang beretika dan bangsa yg bermoral yaitu bangsa yg mengedepankan kasih sayang antar sesama, gotong royong, dan tenggang rasa di dalam pergaulan sehari-hari . Sedih terasa ketika melihat fenomena hari ini yang mana menjelang detik-detik pesta demokrasi terhitung tinggal beberapa hari lagi ini, sangat banyak pelanggaran-pelanggaran yg dilakukan oleh para putra bangsa yg mengaku berintelek, amanah, jujur, bersih, dan tanggung jawab akan tetapi pada faktanya tidak sedemikian benar dibandingkan dengan kalimat-kalimat bijak serta santun yang terpampang di spanduk2 yg memenuhi seantero negeri ini. Pelanggaran itu antara lain ; Pertama, adanya pelibatan anak di bawah umur (bocah ingusan,red) yg diikutsertakan berkampanye caleg partai dan bahkan menduduki garis terdepan ketika berkampanye. Kedua, adanya penggunaan kendaraan dinas untuk berkampanye yg sangat-sangat tidak fer dan tentunya tidak mencerminkan kedisiplinan di dalam berkampanye. Ketiga, adanya penggunaan hiburan tarian erotis di dalam berkampanye. Untuk yang satu ini sangatlah fatal menurut penulis, karna pelanggaran yang ketiga ini memang tidak ada secara tersurat di dalam roule of the game berkampanye, akan tetapi ada secara tersirat karna semua ini menyangkut etika, moral, dan martabat bangsa. Karna penggunaan hiburan tarian erotis tersebut tidak mencerminkan putra bangsa yg berintelektualitas (Insan Kamil,red) dan justru mencerminkan rendahnya intelektualitas (bukan terpelajar, red) karna lebih mengedepankan hawa nafsu yang tentunya dapat dikatakan tidak bermoral. Akan seperti apa pemimpin-pemimpin bangsa ini di kemudian harinya, yang pada hari ini saja sudah jelas kepribadian-kepribadian asli mereka yg tidak mencerminkan seorang pemimpin yg amanah, jujur,bersih dan bertanggung jawab yg kesemuanya itu bertolak belakang 3600 dengan slogan-slogan pembenaran yg tertulis di spanduk-spanduk seantero negeri ini. Mau dibawak kemana bangsa ini kalau calon pemimpin-pemimpin nya seperti kategori yang tertulis di atas tadi ? Yang menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin dengan mengesampingkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin yang semuanya itu merupakan cerminan bangsa Indonesia dari sejak dulu kala. Cita-cita menjadikan Negara Indonesia menjadi Negara yg kuat, maju, dan terkenal hingga ke pelosok dunia hanya akan omong kosong belaka apabila etika dan moral dikesampingkan. Yang mana etika dan moral merupakan ciri khas bangsa Indonesia dari sejak dulu kala. Masyarakat harus cerdas melihat fenomena kekinian di negeri tercinta pada hari ini. Pertanyakan kembali Visi dan Misi baik kendaraan politik dan pribadi mereka. Karna terasa omong kosong belaka secara fakta di lapangan bahwasanya Visi dan Misi yang di gemborkan baik secara tertulis maupun lisan yang melalui kampanye bertolak belakang dengan apa yg terlihat. Di penghujung kata, penulis berharap agar masyarakat untuk lebih jeli didalam memepercayakan hak pilih nya kepada para pemburu suara yg akan menjadikan mereka dapat duduk di kursi hangat negeri ini.

Rabu, 24 September 2008

kemiskinan

KEMISKINAN

Definisi miskin adalah Keadaan yang tidak mempunyai/kekurangan sesuatu baik berupa materi maupun moril sehingga membuat keadaan tersebut menjadi tidak menentu.

Klasifikasi miskin :

Miskin Materi (bersifat benda contoh uang atau harta benda) : Berbahaya karna mempengaruhi keadaan hidup kita secara keseluruhan maksudnya karna miskin materi berefek akan melakukan segala sesuatu hal yang dilarang akan dihalalkan misalnya mencuri, maling, merampok sehingga akan berakhir di sebuah bui.

Keadaan seperti ini sangat merugikan sekali terhadap masa depan dan otomatis berpengaruh terhadap kebahagiaan hidup. Efek kemiskinan sangat besar dan bersifat hancurnya masadepan karna akal sudah tidak dapat digunakan fungsinya dengan baik.

Miskin materi ini pun juga berpengaruh akan kehidupan setelah kehidupan di dunia ini, kenapa bisa begitu ? karna keterpurukan hidup di dunia membuat otak tidak dapat berfikir lebih jernih lagi sehingga hatipun ikut terbawa menjadi tidak bersih seputih seperti hati bayi yang baru lahir.

Miskin Hati : Ini paling berbahaya karena konteks nya adalah krisis kepercayaan terhadap sang maha pencipta. Hati yang tidak lagi mempunyai perasaan akan lingkungan/orang di sekelilingnya. Kenapa paling berbahaya ? karena seseorang yang telah miskin hatinya bersifat merasa dirinya paling sempurna akan segala hal, dan lebih mengarah harapan akan kebahagiaan dunia yang dicari bukan kehidupan nanti setelah nya.

Miskin materi&miskin hati : Paling+Sangat berbahaya karena seluruh sudut pandang sudah tidak ada lagi celah untuk rasa membantu atau peduli sedikitpun terhadap lingkungannya. Ketika miskin materi saja masih ada celah untuk menutupinya dengan cara mengkayakan hati yang cinta dan peduli akan lingkungannya dan bersifat tentramnya hati karena masih ada tuhan yang menjadi teman sejati akan keluh kesah yang diadukannya. Miskin Hati bersifat hubungan emosional antar sesama yang rusak akan tetapi masih dapat melakukan pertolongan-pertolongan walaupun mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai (kepentingan). Miskin materi dan miskin hati adalah stadium akhir bila diibaratkan penyakit yang mana sudah tidak ada harapan lagi akan pencarian solusi nya untuk merubah keadaan menjadi sedia kala.

Hadits Rosul SAW : ”Umat islam haruslah kaya akan segala hal yaitu Ilmu dan Harta”.

Hadits tersebut sangat jelas sekali makna tersiratnya yaitu Umat islam haruslah kaya akan segalanya (ilmu dan harta) sehingga umat islam tidak akan sengsara didalam hidup didunia ini. Pun juga ayat tersebut menyampaikan pesan bahwa apabila umat islam miskin maka akan berefek hal-hal negatif atau tidak diinginkan seperti kesengsaraan hidup baik di dunia ataupun di akherat kelak.

Kesimpulannya adalah berantas kemiskinan akan ilmu pengetahuan dengan cara membudayakan membaca karena membaca akan memperkaya khasanah kita dan menyelamatkan kita dari kemiskinan materi dan kemiskinan hati . Apabila kesadaran ini telah dimiliki oleh seluruh masyarakat banyak maka sebaliknya bangsa ini akan menjadi bangsa besar yang didalamnya tidak terdapat orang yg kebergantungan dengan sesuatu hal yang bersifat menghancurkan.

Wallahu’alam Bishowab

Muhammad Iqbal El Mubarak

Mencari dan terus memaknai arti kehidupan

BERGERAK UNTUK BERFIKIR

Sosial Service HMI Cab Kota Jantho-Aceh Besar

Ahad 7 Ramadan 1429H, Himpunan Mahasiswa Islam mengadakan kegiatan berupa bakti social di SD SIEM desa Lambiheu Kemukiman SIEM Darussalam dengan tema “Gapai Nikmat Ramadhan Dengan Tubuh Yang Sehat Dan Jiwa Yang Kuat” yang dibuka secara langsung oleh Bapak Bupati Aceh Besar yang diwakili Bapak Assisten II Drs.Zulkifli Hasan. Adapun yang hadir pada saat pembukaan acara bakti social ini adalah Camat Darussalam, Perwakilan Dinas Kesehatan Aceh Besar, dan para tokoh adat desa setempat beserta warga. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah HMI Cabang Kota Jantho. Bakti Sosial ini meliputi Pengobatan Gratis dan Sunatan massal dengan target khusus sunatan berjumlah 40 orang anak dan tidak terbatas untuk pengobatan gratis. HMI Cabang Kota Jantho didalam mensukseskan kegiatan ini didukung/bekerjasama dengan Yayasan Sambinoe (milik ibu Gubernur) dan Dinas Kesehatan Aceh besar. Walaupun tidak sesuai target dan hanya 32 orang anak yang di sunat syukur alhamdulilah kegiatan ini bisa dikatakan cukup sukses dan sesuai target waktu yang ditetapkan yaitu dimulai pada jam 10.00 dan selesai jam 14.30. Peserta sunatan massal diminta kembali untuk follow up (buka perban+bersih-bersih) setelah 3hari kemudian tepatnya tgl 10 Ramadhan 1429H di SD SIEM,Darussalam.
Ribuan terimakasih kami ucapkan kepada seluruh elemen yang telah mendukung, dan mudah-mudahan diharapkan kedepannya nanti kegiatan nyata seperti ini dapat dilakukan kembali di kemudian hari.


Muhammad Iqbal El Mubarak
Mencari dan terus memaknai arti kehidupan
BERGERAK UNTUK BERFIKIR


Sabtu, 06 September 2008

SENSE OF CRISIS VS SENSE OF BELONGING


SENSE OF CRISIS VS SENSE OF BELONGING

Penting nya kepekaan dan rasa saling memiliki di lingkungan sekitar.
Apa itu kepekaan dan saling memiliki ?
Kepekaan merupakaan rasa memahami sekaligus mengerti akan keadaan lingkungan sekitar.
Saling memiliki merupakan rasa kesadaraan dalam diri untuk sesuatu yang bersifat kebersamaan.
Dapat ditarik kesimpulannya bahwa kepekaan dan rasa saling memiliki saling berikatan dan tak dapat dipisahkan. Seperti contoh nya adalah anatomi tubuh dan fisiologi nya yang merupakan perpaduan alamiah yang tak dapat dipisah-pisah.
Siapakah yang harus mempunyai rasa kepekaan tinggi dan rasa saling memiliki tersebut ?
Adalah kita manusia yang mempunyai akal pikiran agar dapat mengerti antara satu dengan yang lainnya.
Kenapa kita harus mempunyai rasa kepekaan dan rasa saling memiliki ?
Agar konfrontasi yang tidak penting dapat terhindarkan dan terwujudnya lingkungan yang dinamis (tidak statis) dan progresif.
Dimana kita harus menggunakan rasa kepekaan dan rasa saling memiliki itu ?
Yang pastinya di lingkungan sekitar kita yang mana disana terdiri dari berbagai macam karakteristik budaya dan suku yang beraneka ragam (plural) yang mana sehingga terwujudnya rasa kedamaian dan kenyamanan akan kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitar.
Kapan rasa kepekaan dan rasa saling memiliki itu harus digunakan dan dalam situasi yang seperti apa ?
Ketika sudah berada dilingkungan khalayak banyak dan di dalam situasi banyak orang yang beraktifitas, baik aktifitas primer atau sekunder.
Bagaimana kepekaan dan saling memiliki dapat menjadi jaminan akan terciptanya keadaan kondusif yang sesuai dengan keinginan ?
Kembali ke fitrah manusia bahwanya manusia secara fitrah ingin di hargai, di hormati, dan di perhatikan serta di akui akan eksistensinya. Pun manusia memiliki fitrah kerjasama serta kepeduliaan akan sesamanya. Disinilah jaminan dari rasa kepekaan dan rasa saling memiliki berperan banyak. Jaminan merupakan harga mati yang harus terwujud dan merupakan core value di dalam menjawab terwujudnya dan terciptanya iklim yang harmonis yaitu keadila social bagi seluruh rakyat Indonesia.
SENSE OF CRISIS dan SENSE OF BELONGING merupakan sepele kata yang tak banyak orang untuk mau tahu dan bahkan mengerti akan makna implisitnya. Kenapa bisa begitu ? Karna modernitas yang terus bergulir dan banyak dari kita owner (yaitu masyarakat) tak dapat mem membranisasikan kemajuan modernitas itu sendiri sehingga pola pragmatisme dan instant hasil yang didapatkan.
Dapatkan menjawab serta menandingi kemajuan saat ini dengan modal seperti itu ?
Akan terjawab didiri kita yang merasa pemerhati lingkungan sekitar.

“BERGERAK UNTUK BERFIKIR”
Muhammad Iqbal El Mubarak

Budaya Kejujuran



Budaya Kejujuran Di Balik Usaha Sablon
(What-who-why-where-when-How)
Pak Abdul namanya, beliau seorang entrepreneurship di bidang sablon menyablon apapun yang menyangkut tentang kain di bumi Nanggroe Aceh Darussalam. Pak Abdul hanyalah seorang penyablon kain seperti penyablon penyablon lainnya, dan tidak ada hal yang special dari beliau, penampilan nya yang biasa dan tutur kata yang sederhana pula didalam melayani pelanggannya. Membuat banyak pelanggan tertarik untuk kembali kesana apabila ada kesempatan untuk bekerjasama kembali. Selain pelayanan yang baik, kreatifitas dan profesionalitas didalam ketepatan janji menyelesaikan pekerjaan juga membuat pelanggan menjadi yakin untuk menanamkan kepercayaan kembali bila ada proyek.
Paska tsunami&konflik di NAD membuat inflasi harga-harga barang membumbung tinggi, yang berefek ketidak sanggupan masyarakat untuk membeli menurun. Pak Abdul seorang entrepreneurship dibidang sablon memecahkan keheningan di bumi NAD, dengan harga yang murah serta bisa dibilang setara dengan harga-harga sablon seperti di Jakarta dan Bandung membuat para pelanggannya terkejut akan kemurahan jasa yang ditawarkannya. Professional sangat tepat disematkan ke beliau, karna ketepatan janjinya untuk menyelesaikan pesanan pelanggan (tepat waktu/sesuai time line) dan bahkan pecah rekor karna pekerjaan sudah selesai sebelum waktunya menjadi nilai plus plus yang didapatkan pak abdul di mata para pelanggannya. Karna kelebihannya itulah membuat saya (penulis) menjadi tertarik untuk berdiskusi dengan beliau untuk mencari tahu “kok bisa pak abdul seperti itu” dan hingga saya mendapatkan point-point resep dibalik itu semua. Point apakah itu ? nanti akan saya jelaskan sedetail detailnya di akhir cerita ini.
Dibalik ke profesionalannya itu tentu tidak terlepas dari suatu keyakinan kuat dan jiwa militan penuh semangat takkan terlepas. Keyakinan kuat dan jiwa militan penuh semangat itu tidak didapatkan dalam satu hari akan tetapi proses yang panjang atau sering kita sebut track record. Sebelum pak abdul menjadi entrepreneurship mandiri beliau pernah menimba ilmu di tempat lain yang mana ketika itu beliau menjadi pekerja di tempat tersebut. Ketekunan akan pekerjaannya di bidang sablon telah mendarah daging di saat itu, dengan dibuktikannya beliau dapat menyelesaikan pekerjaannya tersebut dengan tepat waktu dan tanpa ada rasa mengeluh. Berjalan nya waktu, pak abdul mulai merasa ketidaknyamanannya di tempat ia bekerja tersebut. Karna dengan bertambahnya umur bumi ini juga ikut berpengaruh terhadap pak abdul akan kebutuhan hidupnya bersama istri dan anak tercintanya. Keputusan untuk berhenti dari tempat ia bekerja menjadi sangat beralasan dikarnakan gaji yang didapatkan tidak seimbang dengan kebutuhan yang ia sudah desainkan. Keanehan yang menurut pak abdul rasakan adalah dengan berkurangnya gaji ia dan teman2nya disaat pelayanan jasa tersebut menurunkan gajinya disaat usaha tersebut semakin maju. Keputusan untuk keluar dan berspekulasi mendirikan usaha sendiri menjadi tekad bulat didalam prinsip hidupnya. Dengan modal pengalaman yang pernah didapatkannya itu, pak abdul yakin bahwa ia akan berhasil didalam spekulasinya untuk menjadi entreprenuership mandiri yang progresif,dynamis,dan tidak statis didalam pelayanan terhadap pelanggannya nanti. Pak abdul memecah keheningan disaat pengusaha-pengusaha sablon lainnya di NAD mematok harga yang tentunya berbeda dengan harga harga seperti di DKI JAYA,Bandung, dan Medan (yang dekat dengan NAD dan sering menjadi lumbung tempat warga aceh membelanjakan uangnya ke daerah tersebut). Pak Abdul memecah keheningan tersebut dengan mempublikasikan jasa pelayanannya yang setaraf dengan harga harga seperti di DKI JAYA, Bandung, dan Medan. Apa dampaknya ? Dampaknya banyak public yang ingin merasakan pelayanan jasanya tersebut. Ditambah dengan komitmennya menyelesaikan pekerjaannya tersebut dengan tepat waktu atau bahkan belum pada saat waktunya membuat para customer barunya menjadi semakin percaya dan menempatkan diri menjadi status langganan apabila ada job proyek baru.
Kesemua hal itu menjadi momok perbincangan khalayak ramai tentunya dan juga pelanggan tentunya. dan juga bahkan para entrepreneurship di bidang pelayanan jasa sablon lainnya.
Dengan tekad yang kuat serta dengan bermodalkan pengalaman yang cukup, pak abdul tergolong sukses didalam usahanya untuk saat ini. Namun ada hal yang sangat sangat terpenting yang saya akan ceritakan di lembaran ini, dan mungkin merupakan komposisi utama dari maksud dan tujuan saya membuat kisah seorang pelayan jasa di bidang sablon ini. Sesungguhnya pak abdul merupakan satu dari sekian orang lainnya yang saya anggap telah jarang dan mungkin cuma belian saja yang memiliki. Kelangkaan yang dimaksud adalah keberanian untuk mengatakan tidak dalam suatu hal yang bernama kejujuran. Kejujuran yang seperti apa ? Kejujuran didalam menuliskan nominal harga sablon ketika di lembaran nota/kwitansi kepada customernya. Ia tidak mau sedikitpun untuk merubah nominal angka yang disebabkan ia mau menjaga ke profesionalan pekerjaan yang di jalankan sekarang ini. Ia berkata siapapun pelangannya dan darimana pun asalnya ia tetap akan menliskan nominal riil dari harga transaksi tersebut. Karna apa ia seperti itu ? iya ingin menjaga nama baik usahanya tersebut dengan tetap komitmen dengan apa yang ia publikasikan di khalayak ramai bahwa usah bidang sablon yang ia miliki tersebut merupakan usaha yang profesional dan terjangkau oleh publik dalam segi harga dan kwalitas yang tidak kalah pula dengan yang lain. Dan dia bercerita juga, bahwa sangat banyak dan bahkan hampir dibilang 90% setiap pelanggan yang bertransaksi di tempatnya selalu meminta bantuannya agar nominal angka harga barangnya dinaikkan sesuai pesanan si customer, akan tetapi ia menolak dengan sopan,tenang, dan tegas ”bahwa ia tidak dapat membantu untuk hal yang seperti itu dikarnakan ia menyadari bahwasanya perbuatan seperti itu merupakan hal yang kurang baik dan telah membudaya” sehingga sangat berpengaruh dengan roda kwalitas dan kredibilitas usaha yang dijalankannya tersebut. Pak Abdul merupakan orang yang langka di zaman ini, dan patut menjadi contoh untuk kita semua bahwasanya ”usaha tanpa pondasi yaitu kejujuran” akan sulit dapat berkembang dengan baik, dan sekalipun dapat berkembang tidak akan berjalan lama waktunya. Kesimpulannya suatu pekerjaan yang dilakukan dengan penuh kecintaan,kesabaran,keuletan,kedisiplinan,keprofesionalan, dan kejujuran akan membuahkan hasil yang tidak akan pernah kita bayangkan sebelumnya. Karna proses yang telah dijalankan oleh pak abdul adalah strategi tepat didalam berusaha/berbisnis sablon menyablon. Mudah mudahan ALLAH SWT membukakan pintu pikiran kita sehingga kita yang khususnya saya (penulis) dan teman (yang membaca) dapat menjadi tauladan akan cerita singkat tentang ”pak abdul” ini.

“BERGERAK UNTUK BERFIKIR”
Muhammad Iqbal El Mubarak